Wednesday, 2 April 2014

Am I the next Architect??



Jujur saja istilah kata ‘arsitek/ arsitektur’ baru saya ketahui baru-baru ini. Meski kerap kali saya dengar kata itu disebutkan. Hingga akhirnya sekarang saya harus berkonsentrasi memilih apakah nantinya kata-kata itu akan menjadi profesi saya mendatang ataukah hanya sekedar menjadi objek kajian percuma yang selama kurang lebih empat tahun saya geluti.
Kalau dibilang saya mengambil prodi arsitektur ini adalah sebuah ‘kecelakaan’, mungkin tidak juga. Hal ini terbukti saat pendaftaran SNMPTN saya memilih mengambil prodi arsitektur sebagai pilihan pertama. Bahkan dua universitas yang saya pilih, masing-masing saya memasukkan prodi arsitektur untuk memperbesar kemungkinan diterima untuk prodi arsitektur.
Sebenarnya keputusan saya untuk kuliah di prodi arsitektur tidaklah berjalan dengan mudah. Ada beberapa yang harus saya hadapi dan saya korbankan. Kenyataan yang harus saya hadapi adalah justru datang dari orang tua saya sendiri. Beliau sebenarnya tidak begitu rela melepas saya dengan pilihan saya yang sebenarnya baru saya sadari bahwa itu adalah pilihan yang diambil tanpa perhitungan yang matang. Meski pada saat pengumuman itu tiba raut wajah mereka terlihat ada perasaan ‘bangga’, namun saat itu juga mereka belum memberikan ‘100%’ itu kepada saya.
Mungkin cukup hanya sekeli itu saja saya lebih mengedepankan ego sendiri. Untuk kedepannya harusnya hal itu tidak terjadi lagi. Semoga keputusan saya nantinya bisa dapat diterima oleh orang lain, terutama keluarga saya sendiri.
Untuk kedepannya lagi yang lebih jauh, jika saya nanti akhirnya benar-benar menjadi seorang arsitek (amien...), saya berharap ide atau gagasan saya bukanlah untuk meraup keuntungan untuk saya sendiri. Tetap mempertahankan unsur kebudayaan dan tradisi setempat, kesakralan tempat ibadah, ataupun tetap mempertahankan nilai kesakralan bangunan bersejarah.
Semoga pilihan ini merupakan rencana Allah SWT yang nantinya akan berakhir indah. Amien...

No comments:

Post a Comment